Minggu, 05 Mei 2019

Jumat Pahit Jika Tak Lekat: About Last Friday


Jumat Pahit Jika Tak Lekat: About Last Friday



Sebagaimana Jumat-jumat yang kita lalui dari awal menginjak kaki di bumi excel. Hari terus bergulir. Sekian jumat keramat kita hadapi. Waktu kian merangkak. Tanpa mau bertoleransi. Pagi itu, Awan  tak Nampak kelabu. Pertanda hari cukup cerah. Meski beberapa dari kita berjalan malu-malu. Lantaran mata sembab yang menyisakan bengkak. Sisa malam dzikir yang baru semalam kita lalui. Tepat, hari tiu: Kita tiba di Jumat terakhir.
Meski awalnya beberapa dari kita ragu. Apakah benar,Jumat terakhir untuk kita sudah tiba? Layaknya dua tahun sebelumnya kita baru mengenal adanya tradisi ‘Last Friday’. Ataukah sebgaimana setahun lalunya kita sendiri  yang sibuk mempersiapkan ‘Last Friday’ itu.  Ya, itu Jumat yang sama. Pembedanya hanyalah,kata ‘Last Friday’ itu dipersembahkan khusus untuk kita; VorpalSword
***
Hampir serupa dengan ‘Last Ceremony’—tulisan khusus untuk mozaik ini mungkin akan kalian jumpai dalam tulisanku selanjutnya—yang saling meminta maaf antara adik dan kakak. Hanya saja kali ini kita yang mendatangi adik kelas. Tak sedikit dari kita yang sudah tak mampu menangis. Karena rasanya air mata itu telah terkuras habis di malam dzikir terakhir. Juga telah diluapkan saat upacara terakhir.
Kawan, setelah itu kalian ingat? Dalam baliho berukuran sedang yang memuat lebih kurang 95 tanda tangan dan nama kita. Disertai mimpi-mimpi dan harapan kita kedepannya. Mimpi-mimpi yang kita tulis saat itu juga akan turut menjadi saksi, jika dalam jangka waktu beberapa tahun ke depan kita berhasil mewujudkannya.
Hal yang menjadi bagian favorit ‘Last Friday’ dari sebagian orang—tahu sendri saja orangnya--ialah  tradisi ‘Makan-Makan’ nya itu. Maklum saja, hanya event-event khusus yang punya kegiatan serupa. Belum lagi jika jamuan makan itu memang khusus untuk kita. Masih ingat dengan rasa kuenya? Ingat dengan dingin sirupnya? Ingat dengan bentuk kue tartnya? Ataukah masih ingat siapa saja yang kalian jahili dengan cream kue tart itu?
Meski ada beberapa bagian yang tak sesuai dengan ekspektasi kita. Tak akan mengubah kenangan manis di hari itu. Yang untuk kedepannya hanya bisa kita kenang. Pun Mustahil tuk diulang.
Mungkin momen yang sangat membekas saat itu terletak pada momen terakhir. Bukan hanya mebekas, melainkan memberi pengaruh besar untuk kehidupan mendatang. Sebab berkaitan dengan kebutuhan kita sebagai manusia: makhluk sosial. Ya, dalam kesempatan itu kita—vorpalsword—berbaris bersama. Dengan satu tujuan: saling meminta maaf.
Mengaku saja. Bagaimana pun cara kita saat itu menahan air mata agar tak menetes, tetap mustahil. Tak akan mampu. Ada yang memang telah menangis saat sebuah momen baru akan dimulai. Ada pula yang ‘sok’ tegar menahan bulir air itu agar tak membasahi pipinya. Meski ego itu tetap tak bertahan lama.
Waktu itu adalah saat ketika ego harus kita turunkan. Hati kita masih sama-sama tenang sebab efek dzikir yang baru semalamnya kita lalui. Banyak yang terjadi saat itu. Pribadi kalian yang seharusnya lebih tahu. Yang awalnya mendendam menjadi luluh. Yang awalnya tak saling bicara jadi memulai kata. Yang awalnya tak tahu menjadi tahu.  Kejadian lampau selama di boarding school itu dilampiaskan dalam bentuk maaf-memaafkan.
Hari itu tentu dipenuhi dengan air mata. Mata yang bengkaknya sudah sembuh, kembali bengkak. Mata yang masih bengkak makin menjadi-jadi. Ada yang secara khusus memberikan pesan-pesan pribadi. Ada pula yang tanpa sadar mengucap janji. Pun tuk ditunaikan di masa kelak. Kita tentu saling mengharap pesan-pesan dan janji itu akan disimpan dan ditunaikan suatu saat. Entah kapan. Mari saling menanti.
***
Jum’at, 8 Maret 2019 adalah hari yang sakral. Jumat yang kenangannya juga berbeda dan istimewa dari Jumat-jumat yang lain. Pahit jika tak lekat dalam ingatanmu masing-masing. Jika suatu saat kau hampir lupa, kembali ingat: kue, kesan, pesan-pesan, janji, dan kata maaf yang telah kita ucap, serta air mata yang jatuh hari itu. Dari hatimu yang paling tulus. See u On top. Guys. We are V5.

*SiriusMT

Jumat, 03 Mei 2019

Menelisik Mozaik dalam Air Mata: Dzikir Terakhir


Menelisik  Mozaik dalam Air Mata: Dzikir Terakhir
(7 Maret 2019)


Kita mungkin sudah akrab dengan dzikir yang seringkali dipandu oleh ustad andalan Excel—ustad Muis. Dzikir yang sudah kita kenal sejak awal duduk di bangku SMA. Dzikir yang tak jarang membuat mata kita sembab sebab air mata. Menurut kalian adakah yang bisa mengalahkan atau setidaknya menyamai sensasi damainya hati kala dzikir itu telah selesai?
Belum lagi, jika suara khas ust. Muis yang menyebut kata ‘Orang tua’  membuat tangis itu semakin menjadi-jadi. Bahkan membawa efek ‘taubat’ bagi yang mengikutinya. Meskipun efeknya kadangkala berlangsung beberapa saat. Bahkan kadang ada yang tak sampai 24 jam. Setidaknya efek  itu yang membuat kita lebih mengenal hati kita sendiri.  Membuat kita tahu bahwa diri kita berlumur dosa. Membuat kita ingin merubah diri menjadi lebih baik saat itu juga.  Ataupun berlari memeluk orang tua kita mebgucap kata ‘maaf’.
Kawanku, beberapa waktu lalu kita telah mencapai kesempatan terakhir bersama mengikuti dzikir fenomenal itu. Dzikir yang memang direncanakan jauh hari khusus untuk kita. Tepat menjelang ujian akhir. Telah kita lewati bersama di masanya. Hanya yang membedakannya dari dzikir yang telah lalu adalah kita mempersiapkannya bersama-sama. Mulai dari membersihkan mushallah; mempersiapkan dan menyusun acara;  makan karena lelah; dan masih banyak lagi yang dilakukan bersama selama seharian. Intinya ada banyak yang berkorban demi terealisasinya acara itu.
Waktu itu kita berusaha memperlihatkan dan memberikan yang terbaik. Salah satu alasannya adalah karena orang tua atau keluaga kita akan datang. Saling silaturahmi sekaligus mendoakan anaknya. Salah satu momen yang tak bisa dilupakan dari setiap rangkaian acara tersebut adalah saat kita meminta doa restu bagi orang tua ataupun keluarga kita—waktu  itu. Air mata Ibu dan anak; ayah dan anak; nenek dan cucu; guru dan siswa; semua air mata itu adalah air yang tak kau minta mengalir dengan sendirinya, bukan?
Meski ada beberapa orang tua yang tak bisa hadir langsung. Baik itu karena jauh, sakit, sibuk, ataupun hal lainnya. Tapi percayalah, hadir tidaknya mereka di tempat itu. Doa mereka tentu akan selalu menyertai anaknya. Yakinlah, bahwa namamu terselip dalam doa dan sujudnya saat itu. Setiap saat. Bahkan sampai saat ini. Sebab itulah koadrat hidup.
Waktu-waktu saat dzikir terakhir itu adalah mozaik yang perlu kita simpan sampai kapanpun . Sebab    banyak mozaik yang ikut tercipta. Tak mungkin kutulis satu persatu dalam tulisan ini. Cukup kalian kembali mengingat mozaik itu. Cukup menelisik hati kalian lebih dalam. Mengingat tiap butir air mata yang jatuh kala itu. Tiap tetes yang jatuh karena makna. Baik itu sebab rasa bersalah, rindu, takut, resah, gelisah, dan lainnya
 Kawanku, mungkin di masa yang akan datang kalian akan mengikuti kegiatan-kegiatan serupa. Namun, percayalah sensasinya tak akan sama. Sebagaimana yang hampir 3 tahun bersama kita lalui. Maka kenanglah.Simpan. Dan sisakan ruang dalam dirimu: Untuk air mata dalam mozaik itu.



*SiriusMT


Minggu, 25 Maret 2018

MENEMBUS AWAN, BERSAMA BINTANG, DIANTARA BINTANG (Pengalaman Mengikuti KL-YES/AFS 2018-2019)


MENEMBUS AWAN, BERSAMA BINTANG, DIANTARA BINTANG
(Pengalaman Mengikuti KL-YES/AFS 2018-2019)
Oleh Mutmainna Tahir

Bag 1
Semua orang punya mimpi. Tentu saja. Namun, yang menjadi pertanyaannya adalah apakah mimpi itu bermetamorfosis menjadi realita? Jawabannya tergantung pada pribadi masing-masing. Ada yang menggantungnya setinggi langit. Yang membuatnya tergulung-gulung angin. Yang meliukkannya pada ombak. Yang menetapkannya di pulau mimpi. Ada juga yang menguburnya pada inti bumi. Terserah pribadi itu. Intinya, semua mimpi tak lekang oleh usaha.
Pasti tak asing bukan, kalimat bahwa MIMPI TAK ADA ARTINYA TANPA USAHA? Hal yang sama juga kulakukan pada mimpiku. Mimpi yang kata kebanyakan orang terlalu tinggi dan hanya sebatas mimpi. Dari kecil aku sendiri punya mimpi tinggal dan bersekolah di luar negeri, setidaknya menginjakkan kaki untuk beberapa waktu lamanya. Terlebih jika kita dapat keluar negeri karena sebuah prestasi, tentu akan sangat membanggakan.
Bagi pembaca yang juga punya mimpi sama dan berusaha untuk mewujudkannya, pertukaran pelajar hadir menjadi salah satu jalan untuk menggapai mimpi tersebut. Siapa sih yang tak ingin belajar di luar negeri di masa remaja?
Nah, pada kesempatan kali ini, setelah sekian lama hiatus dari kegiatan penulisan di blog, aku akan memulainya dengan membagikan sesuatu yang bermanfaat. Terutama bagi siswa(i) SMA Kelas X yang ingin mewujudkan mimpinya untuk bersekolah di luar negeri. Salah satunya menjadi siswa pertukaran pelajar.

Mari Mewujudkan Mimpi, Menembus Awan
Di Indonesia ada banyak lembaga-lembaga yang menawarkan pertukaran pelajar bagi siswa SMA sederajat.  Salah satu yang paling populer dan aku tahu pada waktu itu adalah ‘Bina Antarbudaya’. Lembaga ini juga tiap tahun rutin mengadakan seleksi bagi para siswa pemimpi. Biasanya seleksinya dibuka antara bulan Maret-April.  Seleksinya sendiri nantinya bisa diikuti di chapter wilayah terdekat, karena bina antar budaya sendiri punya banyak chapter di Indonesia. Saya sendiri kemarin  tesnya di Chapter Makassar, karena chapter tsb. yang paling dekat dari daerahku, Pinrang (*Sedikit info bahwa chapter Makassar ini yang membawahi sebagian besar wilayah Indonesia bagian timur, dari Sulawesi sampai Papua)
Kalau mau lebih mengerti tentang ‘Bina Antarbudaya’ ini bisa langsung buka webnya di http://www.bina-antarbudaya.or.id/en/home atau social medianya. Kalau social media yang lebih sering aktif itu Instagram dan Line. Kalau instagram namanya : @binaantarbudaya sedangkan kalau Line, biasanya per chapter dan akan diberitahu saat selesai seleksi pertama
Aku sendiri awalnya tahu adanya program dari bina antarbudaya ini karena  sekedar  mencari informasi tentang pertukaran pelajar di Internet. Sebenarnya, waktu itu aku sama sekali tak berniat mencari program pertukaran pelajar hingga ke luar negeri. Aku hanya ingin mencari program pertukaran pelajar antar provinsi, karena aku sendiri termotivasi oleh salah seorang kakak kelasku yang waktu Itu baru saja pulang dari Bengkulu (*Meski belum sempat mengucapkan terima kasih secara langsung, tapi kalau sempat mampir di tulisanku ini, aku ingin berterima kasih besar  kepadanya, karena secara tak langsung telah berkontsribusi besar untuk pengalaman luar biasa yang pernah kudapatkan).
Nah, singakatnya yang kudapatkan di Internet kala itu adalah progragram ‘KL-YES’ (Kennedy-Lugar Youth Exchange and Study) yang juga diselenggarakan oleh bina antarbudaya. Hal yang membuatku sangat tertarik dari program KL-YES yang kubaca saat itu adalah karena siswa SMA bisa bersekolah di USA selama satu tahun dan itu semua GRATISSS! Selain itu, kita juga akan tinggal bersama keluarga amerika, menjadi bagian dari mereka, dan mendapatkan banyak hal baru tentunya. Semuanya dibiayai oleh negara USA sendiri.
Siapa coba yang tidak tertarik? Jadilah waktu aku langsung membuka web pendaftarannya. Salah satu syarat pendaftarannya adalah pesertanya merupakan siswa SMA kelas X dengan rentan usia tertentu. Entah itu takdir, kebetulan atau pun keduanya, saat itu aku juga masih duduk di bangku kelas X SMA dan usiaku juga memenuhi rentan persyaratan.
Maka selanjutnya langkah kulakukan adalah mengambil ‘PIN’di      Chapter Makassar. PIN adalah sebuah kode untuk melakukan pendaftaran yang harus dibeli di chapter terdekat. Biasanya harganya Rp. 50.000 (*Dapat berubah sewaktu-waktu). Kebetulan aku punya kegiatan di Makassar waktu itu, jadi saya didampingi keluarga bisa langsung membeli PIN + mengisi beberapa biodata. Setelah punya kode, kita bisa langsung membuat akun untuk melakukan pendaftaran online. Hal yang perlu diinigat, sandi yang digunakan untuk membuat akun ‘HARUS SELALU DIINGAT’. Serta yang tak kalah penting, kode tersebut punya masa Exp. tersendiri. Jadi kalian harus segera menyelesaikan formulir (Terdiri atas lumayan banyak lembar) sebelum masa kadaluarsanya berakhir atau kalian harus membeli PIN ulang.
Nah, dari pengisian formulir tersebut aku baru tahu, ternyata program pertukaran pelajar yang diselenggarakan Bina Antarbudaya tidak hanya KL-YES saja, tapi juga ada AFS (American Field Service). AFS ini juga sudah banyak melahirkan orang hebat loh! Contohnya saja Anies Baswedan, Najwa Shihab, Taufiq Ismail, dan Mario Teguh.

Bagaimana Perbedaan dari KL-YES dengan AFS?
Berdasarkan Website resminya:
  • ·      Kennedy-Lugar Youth Exchange and Study (YES) Program adalah program beasiswa penuh yang diberikan oleh U.S. Department of State kepada siswa SMA atau sederajat, yang bertujuan menjembatani pemahaman dan saling pengertian antara masyarakat negara-negara dengan populasi muslim yang signifikan dengan masyarakat Amerika Serikat.

·         AFS Intercultural Program, Inc. adalah suatu organisasi non-governmental dan non-profit berbasis internasional yang menjadi wadah untuk memberikan kesempatan bagi para siswa yang ingin belajar dan memahami lebih jauh mengenai perbedaan budaya dengan tujuan untuk menciptakan perdamaian dunia. 
Sekedar untuk memperjelas bahwasanya KL-YES seluruh biaya ditanggung oleh pihak USA, sedangkan AFS itu biayanya subsidi silang. Tapi tak menuntut kemungkinan AFS juga memberikan beasiswa yang biasanya berasal dari negara partner. Adapun perbedaan lainnya yakni kalau KL-YES hanya menawarkan Year Program (Program satu tahun) dengan negara tujuan hanya USA. Sedangkan AFS, selain menawarkan Year program juga menawarkan Shot Program (Program 1  atau 3 bulan), serta mempunyai banyak pilihan negara, tak hanya USA. Mulai dari Negara-negara di benua Asia, Eropa, hingga Amerika.
Perlu diingat!!! Salah satu resiko yang harus diterima saat memilih Year Program, baik itu dari KL-YES maupun AFS adalah harus bersedia mengulang pelajaran di SMA selama setahun. Artinya, masa SMA kalian adalah 4 tahun. Tapi kata Anis Baswedan “Tak masalah sedikit ditarik ke belakang untuk kemudian dilontarkan jauh kedepan, sepert halnya ketapel”. Meski begitu, bagi kalian yang tak ingin berlama-lama meninggalkan keluarga ataupun mengulang sekolah, bisa memilih Short Program yang ditawarkan oleh AFS.

Bagaimana Tahapan Seleksinya?
            Untuk di tahun 2017, sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana pendaftaran KL-YES dan AFS dipisah. Maka dari itu, bagi kalian yang ingin mengikuti program ini sebaiknya memikirkan matang-matang pilihannya.
Sebagai rangkuman, untuk mendapatkan program pertukaran pelajar ini bukanlah hal yang mudah. Diperlukan kerja keras dan tentunya doa. Program AFS sendiri harus melewati 4 tahap seleksi, sedangkan KL-YES melewati  5 tahap karena setelah tahap ke-4 peserta akan mengikuti selesksi nasional (seleknas)  yang diadakan di Jakarta. Seleksnas ini sendiri tesnya sama dengan semua tes yang dilalui pada tahap 1-3, cuma pada tahap ini prosesnya digabung dan langsung dinilai oleh pihak nasional.
Berikut sedikit rincian mengenai tahap selekssi Bina Antarbudaya  :
Tahap 1 : Tes tertulis (Pengetahuan umum 100 nomor, bahasa Inggris 50 nomor, dan essay tertulis bahasa Indonesia. Adapun tema dari essay ini tiap tahun mengangkat 3 tema berbeda, dan peserta diharuskan untuk memilih salah satu nantinya)
Tahap 2 : Tes Wawancara (Bahasa Indonesia dan bahasa inggris)
Tahap 3 : Diskusi dalam grup dan Talent Show
Tahap 4 : Seleksi Berkas Nasional
*Np: Setelah seleksi berkas nasional peserta akan menghadapi Home Interview oleh pihak Bina Antarbudaya
Tahap 5 : Seleksi Nasional di Jakarta (Khusus KL-YES)
Kalian juga bisa terus memantau website resminya untuk mengetahui informasi dan jadwal penting lainnya di :


Aku sangat menyarankan, bagi kalian yang ingin mengikuti seleksi ini “Be Your Self”!!!

Tes Tahap 1
Spesial bagi mereka, yang bersama meraih mimpi


Diambil pada: 30 April 2016
Setelah selesai Tes Tahap 1
Depan, Kiri-kanan: Nurul Muthmainnah S, Dillah Anriani, Annisa, Dollo, Nurul Fadhillah, Me)
Saat di sekolah, aku juga memberitahu teman-temanku terkait adanya program ini. Alhasil, beberapa diantara mereka juga tertarik. Singkatnya, setelah kurang lebih 1-2 minggu penutupan pendaftaran tes tahap pertama pun dimulai. Tes dilaksanakan pada hari minggu saat itu, namun sebelumnya (sabtu) peserta harus melakukan verifikasi berkas.
Nah, pada saat itu aku beserta teman-temanku yang medaftar, di mana kami semua adalah perempuan, berencana untuk pergi bersama. Mereka, adalah Nur Fadillah Anriani, Annisa, Nurul Fadhilah, Fadillah Muallimah, Marni, Nurul Muthmainnah S dan Ardania Nahrani. Tes Tahap pertama kala dijadwalkan pada akhir April 2016.
 Sayangnya kami menghadapi beberapa kendala. Meskipun tesnya dilkasanakan pada hari minggu, tapi berhubung kami bersekolah di sekolah boarding school, kami menghadapi kendala pada akses izin.  Mengingat kami juga mengambil jatah sehari jadwal sekolha (hari sabtu) untuk melakukan verivikas berkas. Hal ini dikarenakan tak ada surat langsung dari pihak Bina Antarbudaya ke sekolah kami ‘katanya’. Memang sosialisasinya tak sampai di sekolah kami karena jarak yang jauh antara Pinrang-Makassar.
Jadilah kami pada saat itu diminta mendatangkan orang tua kami untuk langsung membuat surat izin. Tentunya, banyak dari kami yang orang tuanya berada di luar daerah. Sehingga pada saat itulah ‘Kreativitas tanpa Batas’ kami pun digunakan.
Selesai satu masalah datanglah masalah yang lain. Pepatah itulah yang saat itu kami rasakan jelas. Yah, kami kembali terkendala dengan masalah transportasi kami ke Makassar. Bahkan, kami sempat mengalami pertikaian hingga hampir mengakibatkan kami terpecah menjad dua kubu. Akhirnya, dengan berbagai pertimbangan kami memutuskan untuk menyambung mobil.
Tepat pada hari Jum’at, waktu magrib (Rencana awal kami adalah Jum’at sore) Keluargaku memarkir mobil rapi di dekat asrama. Siap mengantar kami ke Pare-Pare. Setelah kurang lebih 30 menit perjalanan, kami sampai di rumah salah satu diantara kami, Fadillah Muallimah (Dollo). Kelaurga temanku itu lah yang nantinya siap mengantar kami ke Makassar dan menyediakan kami tempat tinggal di sana . Kami menginap di rumah Dollo malam itu. Kami juga menyempatkan jalan-jalan menikmati suasana malam Pare-Pare. Beberapa diantara kami juga ada yang masih sibuk menyiapkan berkas.
Esok paginya, hari sabtu, kami berangkat ke Makassar diantar oleh keluaga Dollo. Mengisi semua tempat di mobil yang mungkin tersedia. Menahan sesakan hingga empat jam. Sungguh perjuangan yang luar biasa :D. Sesampainya di Makassar, kami beristirahat sejenak, merapikan semua barang kami sebelum menuju ke tempat verifikasi berkas.
Di Lokasi verifikasi berkas, kita diberi kesempatan untuk memperbaiki data-data yang keliru saat pengisisan formulir, termasuk foto. Beberapa diantara kami terpaksa melakukan pemotretan ulang lantaran ketidaksesuaian foto yang diminta. Tapi tenang saja, di sana sudah tersedia fotografer GRATISS kok! Kita juga memberikan berkas-berkas tambahan yang diminta. Kesempatan disini dapat dimanfaatkan untuk menambah kenalan dari sekolah lain juga.
Malam harinya, banyak cerita seru yang kami buat untuk dikenang, sungguh. Beberapa diantara kami juga mempersiapkan tes tertulis untuk esoknya. Manfaatkan juga kesempatan yang ada untuk terus berdoa. Tak lupa pula untuk meminta doa restu dari orang tua, bukan?
Maka tibalah hari yang mendebarkan itu. Hari ahad tepatnya. Lokasi tes saat itu di STIEM Bongaya Makassar. Kami datang menggunakan baju batik sekolah. Ketika memasuki lokasi tes, kami diminta berbaris. Tentunya yang satu sekolah saling berdekatan. Ada pula diantara kami yang bertemu kenangan lama. Setelahnya, sambutan dari ketua Chapter Makassar Menjadi pembuka tes tahap pertama kala itu.
Ketua Chapter Makassar tersebut juga merupakan alumni dari program Bina Antarbudaya, tepatnya program KL-YES. Disana juga ada banyak volunteer yang menjadi panitia, membantu kami dalam berbagai hal. Volunteer ini tentunya juga pernah merasakan hal yang sama seperti kami. Beberapa diantara mereka ada yang lulus, ada pula yang tidak. Mereka bekerja tanpa dibayar. Mencari nilai kebersamaan dan pengalaman diantara sesama volunteer dan peserta lainnya.
Saat itu rasa tidak percaya diriku pun muncul, melihat banyaknya peserta, yang sepertinya lebih 500 orang saat itu. Belum lagi, kami datang jauh dari kota Makassar. “Bagaimana mungkin bisa lolos sampai tahap akhir, jika pesertanya saja sebanyak ini?”.  Namun, rasa itu segera kutepis. Mengingat bukan perjuangan mudah untuk setidaknya sampai di tahap itu. Maka aku memberenaikan diriku, membulatkan tekad untuk menjad salah satu dinatar bintang yang bersinar terang.
Nah, selesai pembukaan kami segera dibagi berdasarkan nomor urut pendaftaran. Selanjutya, kami diarahkan ke ruangan tes masing-masing berdasarkan kelompok yang telah dibagi. Tak ada satu pun teman sekolahku yang bersamaku dalam kelompok tersebut. Jadilah, saat di dalam ruangan, beberapa dari peserta sekolah lain, termasuk aku, saling berkenalan. Di dalam ruangan tes pun, tempat duduk kami sangat diatur. Kalaupun ada peserta yang berasal dari sekolah yang sama, sangat diharamkan untuk berdekatan.
Tak lama kemudian, tes pun dimulai. Tes tertulis pertama adalah tes pengetahuan umum. Terdapat 100 butir soal pilihan ganda dengan waktu 2 jam. Beruntungnya beberapa diantara soal tersebut telah aku pelajari dan sebagian besar lainnya kujawab berdasarkan nuraniku (bahasa lainnya ‘tebakan’) tentunya yang diiringi dengan doa dan harapan, semoga yang dipilih itu adalah jawaban yang benar. Di soal ini, sebaiknya kita memang haris banyak membaca pedoman RPUL dan sejenisnya, serta membuka wawasan terkait beita ter-update.
Setelah pikiran berkecamuk dengan soal pengetahuan umum, kami diberi waktu istrahat selama beberapa menit. Aku menyempatkan mengisi tenaga dan pikiranku dengan memakan makanan yang telah kubeli sebelumnya. Tak lupa pula aku kembali menelpon orang tuaku. Waktu istirahat yang cukup sebentar itu pun berlalu.
Tes tertulis kedua pun dimulai. Kami diberi 50 soal bahasa inggris. Menurutku, tes ini tidak begitu sulit. Karena, tidak jau berbeda dengan soal UN SMP. Pada beberapa soal yang tak kuketahui atau pun membuatku ragu, aku kembali menggunakan sistem ‘tebak’ berdasarkan doa dan keberuntungan. Waktu satu setengah jam pun berlalu. Bersamaan dengan masuknya waktu dzuhur. Kami kembali diberi waktu istirahat. Tapi kali ini cukup senggang, karena bersamaan dengan waktu makan dan sahalat (ISHOMA).
Selesai mengumpulkan lembar tesku, aku keluar mencari teman sekolahku. Kami membeli makanan yang disediakan oleh para volunteer. Setelahnya kami melepas sejenak kepenatan dengan berbagi pengalaman seputar soal yang baru saja kami kerjakan. Kemudian, aku beranjak untuk shalat. Tapi saat itu, mushollah yang tersedia terbatas menampung jamaah, dan air yang tersedia tak cukup banyak. Sementara waktu yang disediakan sudah tak cukup memadai.
Beberapa peserta memilih untuk men-jama’ shalat dzuhurnya dengan shalat Asar. Tapi aku tak tenang jika memilih hal tersebut. Jadilah aku saat itu agak terlamabat memasuki ruang tes. Aku memasuki ruangan tepat saat lembar kertas akan dibagikan. Aku hanya tersenyum melihat pengawas yang mengawasiku saat itu. Ku tahu tatapannya memintaku tak mengulanginya lagi.
Tes tertulis terakhir pu dimulai. Tes Esai. Kami dibagikan 3 kertas. Satu kertas kecil berisi tema yang akan dipilih. Menurut cerita lain dari para alumni tes yang sempat kubaca di internet, tiap tahun temanya berbeda. Adapun 3 tema yang saat itu menjadi takdirku adalah:
1.      Kearifan lokal yang ada di daerahmu dan bagaimana pengaruhnya terhadap dirimu.
2.      Dua masalah terbesar yang pernah dialami selalma hidup dan bagaimana caramu mengatasinya
3.      Berita yang saat itu sedang hangat dan bagaimana pengaruhnya terhadap dirimu
Karena dikejar oleh waktu yang sangat singkat, sementara esai harus ditulis tangan dan punya panjang minimal (kalau tidak salah 500 kata atau 2 lembar folio), maka aku memtuskan mengangkat tema yang pertama. Bukan tanpa pertimbangan, karena sebelumnya aku memang pernah menulis esai tentang kearifan lokal dan kukaitkan dengan diriku. Hal ini merupakan salah satu keuntunganku menjadi anggota Kelompok Ilmiah Remaja-Rumah Cahaya )KIR-RC di sekolah.
Selain kertas kecil, kami juga diberi kertas folio, sebagai tempat untuk menulis esai kami. Serta selembar kertas buram untuk menulis kerangka pemikiran kami akan esai yang kami tulis. Sama seperti tes sebelumnya, kami hanya diminta menulis nomor urut pendaftaran kami pada kertas folio dan kertas buram tersebut.
Alhasil, setelah cukup lama menuangkan isi kepala pada kertas folio, waktu pin habis. Aku tak sempat menghitung jumlah kata yang kutulis waktu itu. Tapi bisa kupastikan bahwa itu sudah melebihi batas minimal. Semua tes selesai tepat pada waktu shalat asar. Aku kembali berkumpul bersama teman-temanku. Tanpa sengaja kami mendengar curhatan peserta lain tentang ‘pengalaman’ mereka saat menjawab tes.  Ada yang juga bermain tebak-tebakan saat tes pengetahuan umum dan setelah di searching ternyata jawabannya benar. Ada pula yang curhat penuh di dalam esai yang mereka tulis. Dari mereka yang sempat kutanyai, ternyata kebanyakan dari mereka memilih esai tema ke-2 saat menulis esai.
Aku dan teman-temanku selanjutnya pergi ke mesjid terdekat. Lalu pergi ke Mall Panakukang untuk sejenak melepas kepenatan setelah menguras habis isi otak. Lucunya, kami yang saat itu mengenakan pakaian batik sekolah tak sempat mengganti pakaian saat memasuki Mall. Mungkin hal itu bisa dimaklumi jika hari itu adalah hari sekolah. Sayangnya, kami memakai style yang salah di hari MINGGU. Kami pun sempat ditanyai oleh security mall dan menjadi pusat perhatian beberapa pengunjung mall.
Tapi prisip kami saat itu, “having fun aja!”
Kami memutuskan untuk pulang ke Pinrang esok paginya aga tak begitu kelelahan. Menanggung resiko izin di hari senin, yang kami anggap sebagao sedikit liuran sebelum kembali memasuki asrama.
Well, demikian lika-liku yang kualami mulai dari mengenal Bina Antarbudaya sampai tes tahap 1. Boleh dikata special edisi untuk mereka yang seperjuangan kala itu. Adapun pengumuman tes tahap 1 dimumkan sekitar 1-2 minggu setelahnya. Tentang bagaimana hasilnya, siapa saja yang lolos, dan bagaimana kisah di tahap selanjutnya? Nantikan tulisanku berikutnya…. J

*May be useful guys…..
*And selamat berjuang bagi kalian yang juga ingin meraih mimpi
Quotes :
Percayalah, takdir selalu punya yang terbaik untukmu. Ia menginginkanmu mencapai sesuatu untuk mendapatkan hasil lain yang terbaik. So, jangan pernah berhenti untuk mencoba”-InnaT










Jumat, 05 Mei 2017

BIOGRAFI

Biografi Resky Alfiansyah
Oleh Mutmainna Tahir



Resky Alfiansyah atau yang lebih akrab disapa ekky, lahir di Pangkajene ,9 Agustus 2001. Merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Abd. Latif dan Vivi Nurlina. Ia merupakan alumni dari SD Negeri 1 Pangsit dan SMP Negeri 2 Pangsit. Siswa yang hobby menulis ini sekarang tengah menempuh pendidikan di SMA Negeri 11 Unggulan Pinrang dan masuk melalui jalur umum.
            Resky Alfiansyah pernah meraih peringkat 2 saat masih duduk di Sekolah Dasar, peringkat umum 7 saat SMP, dan aktif di organisasi Kelompok Ilmiah Remaja Rumah Cahaya SMA Negeri 11 Unggulan Pinrang. Berbagai lomba kepenulisan telah diikutinya. Resky Alfiansyah pernah menjadi finalis LKTI Universitas Pertamina tahun 2016. Pada saat itu, Resky dan timnya diharuskan melakukan presentasi di Jakarta untuk menentukan pemenang dari lomba tersebut. Namun, ia mengalami kendala dalam masalah izin keberangkatannya. Hal tersebut, membuat Resky terpuruk.
            Keterpurukan tersebut tidak membuat Resky Alfiansyah terlarut dalam kesedihannya tersu-menerus. Ia terus mengikuti berbagai lomba kepenulisan lainnya. Salah satu lomba yang diikuti reski adalah Lomba Kepenulisan Kebangsaan Fraksi PKS. Melalui ikhtiar dan doa, tak ada yang menyangka reski berhasil mengalahkan kurang lebih 2.461 naskah. Tulisannya yang berjudul “URGENSI PENERAPAN BUDAYA LIMA PAMMALI DAN SIRI’NAPASSE MASYARAKAT BUGIS UNTUK MENCIPTAKAN GENERASI EMAS ISLAM YG PENUH RASA KEBANGSAAN DLM MENJAWAB TANTANGAN GLOBAL” membuat Resky menerima hadiah sebagai juara 1 pada puncak Milad PKS yang diadakan di Ballroom Grand Sahid Jaya Hotel Jakarta, pada Minggu 30/4/2017.
            Semua fakta yang dulu hanya ia jadikan sebagai mimpi, resky jadikan sebagai motivasi untuk terus mengebangkan tulisannya, serta menjadikan dirinya menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Resky bahkan sempat beremu dengan beberapa pejabat tinggi negara, bahkan pergi ke istana negara. Tempat yang hanya orang tertentu yang dapat memasukinya.  Ia berhasil membawa harum nama keluarga, sekolah, dan daerahnya.


Selasa, 18 April 2017

Artikel Reklamasi Pantai

Dilema Reklamasi Pantai : Stop or Continue?
Oleh Mutmainna Tahir

Pernakah kalian medengar kata “Reklamasi pantai”? kata tersebut mungkin sangat jarang mampir difikiran generasi penerus bangsa saat ini. Padahal “reklamasi pantai” merupakan suatu problem yang masih menjadi kontraversi dan perlu diketahui oleh putra putri bansga. Hal ini dikarenakan sebercik kata tersebut sangat menentukan masa depan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia kedepannya. Tulisan berikut ini akan memaparkan mengenai problematika tersebut.
Namun, sebelum membahas lebih lanjut, penting untuk mengetahui pengertian reklamsi pantai terlebih dahulu. Reklamasi Pantai menurut UU No. 4 Tahun 2009 Pasal 1 atyat (26) adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya.
Reklamasi pantai dibutuhkan untuk menyusun dan pengembangan tata ruang kota agar tidak terjadi penumpukan wilayah atau pemukiman bahkan gedung-gedung. Selain itu, juga perlu ditinjau dari sudut lingkungan, kebutuhan masyarakat dan nilai ekonomis. Reklamasi pantai dapat meningkatkan dan memperbaiki sumberdaya lahan dari yang kurang bermanfaat menjadi lebih bermanfaat, mengurangi pengangguran, serta mendapatkan kembali tanah yang hilang akibat gelombang laut.
Salah satu contoh nyata adalah reklamsi yang dilakukan di Dubai. Bukan hal baru lagi bahwa Dubai merupakan salah kota dengan pendapatan perkapita tertinggi di dunia dengan pendapatan perkapita mencapai USD 16.350 (Rp 211 jutaan) tahun 2005. Hal tersebut tentu ditunjang oleh reklamsi pantai yang dilakukan di Dubai. Maka dari itu, reklamasi menjadi pilihan bagi daerah metropolitan, seperti Indonesia dalam memperluas lahannya guna memenuhi kebutuhan akan pemukiman.
Akan tetapi, seperti halnya semua probelmatika, selain dampak positif tentunya reklamasi juga memiliki dampak negatif. Pengamat lingkungan dari Universitas Indonesia (UI), Tarsoen Waryono, mengatakan, reklamasi Teluk Jakarta lebih banyak menimbulkan dampak negatif daripada positif. Menurutnya, ada lima dampak negatif dari reklamasi pulau, yaitu:
1.      Membuat air laut menjadi naik, berarti akan menambah banjir rob, berarti akan membunuh pepohonan yang tidak mampu beradaptasi dengan air asin.
2.      Sumur-sumur penduduk di sekitar pantai yang tadinya payau akan menjadi asin.
3.      Tumbuh dan berkembangnya bakteri E coli. Bakteri E coli berkembang jika air tawar berkurang. Bakteri ini jika dilihat dengan perbesaran 300 kali mikroskop akan kelihatan sekali. Misalkan diminum, dapat menyebabkan sakit perut, disentri, diare dan sebagainya. Namun, jika dimasak dengan suhu 80 derajat, menurut dia, bakteri E coli dapat mati. Meski tidak jarang masyarakat menggunakan air tersebut untuk mandi dan mencuci pakaian.
4.      Warga yang tinggal di pulau reklamasi mungkin akan nyaman, tapi tidak masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Jika kanalnya tidak dibuat dengan baik, pengaruh bau akan sangat besar . Sebab, air asin akan mengendap, terkena panas, dan terjadi proses kontaminasi secara kimia. Hal tersebut tentu saja akan membuat wilayah sekitar menjadi bau, namun akan hilang dan muncul tergantung dari pasang-surut air laut.
5.      Reklamasi berdampak buruk untuk mangrove. Sebab, pasang-surut air laut menyebabkan habitat dan kualitas tanah berubah sehingga jenis tanaman tertentu tidak dapat tumbuh.
Dalam hal ini, masyarakat pesisir juga menjadi salah satu pihak yang sangat menentang adanya reklamasi pantai. Hal ini disebabkan masyarakat pesisirlah yang paling merasakan dampak tersebut. Bagaimana tidak? Reklmasi dapat mengurangi wilayah kelola nelayan tradisional dan memperparah pencemaran. Dengan itu, masyarakat pesisir terancam kehilangan sumber kehidupannya. Misalnya, mata pencaharian hingga tempat tinggal.
            Lantas apa yang seharusnya kita lakukan? Mungkin pertanyaan itu telah sekian kali terlintas difikiran pihak yang masih peduli mengenai kontraversi reklamasi pantai. Apakah reklamasi pantai harus stop or continue? Pertanyaan tersebut hanya bisa dijawab oleh pribadi masing-masing. Tergantung dari sudut pandang mana kita melihat sisi dari reklamasi pantai tersebut dan cara kita menyikapinya.
Di era sekarang ini, kita seharusnya bisa memilah mana yang baik ataupun buruk untuk masa depan bumi pertiwi kita. Dalam problematika reklamasi pantai sendiri, kita tentu perlu melihat dampak positif dari reklamasi pantai. Akan tetapi, kita juga tidak bisa mengabaikan dampak negatif yang ditimbulkannya. Apabila ingin tetap dilanjutkan demi Indonesia kedepannya, tentunya harus dipehitungkan dengan sangat matang. Jika perlu memberikan solusi dari dampak negatifnya. Di sinilah diperlukan kepedulian dan kerja sama sinergis dari semua komponen.














Selasa, 29 November 2016

Iktisar Novel "Sang Pemimpi"

SANG PEMIMPI
(National Best Seller Novel)




IDENTITAS  BUKU :
Judul : Sang Pemimpi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Halaman : x + 292 Halaman
Tahun terbit : Juli 2006
ISBN: 979-3062-92-4

IKHTISAR BUKU :
-         Berkisah tentang tiga orang pemimpi dari pedalaman pulau Belitong, yaitu Ikal, Arai dan Jimbron yamng memiliki cita-cita tinggi untuk bersekolah di Paris, menginjakkan kaki di Almater suci Sarbonne, dan menjelajah Erpo samapi ke Afrika
-          Setelah selesai SMA, Ari dan Ikal merantau ke bogor, sedangkan Jimbron lebih memilih untuk menjadi pekerja ternak kuda di Belitung.
-         Berbulan-bulan di Bogor untuk mencari perkerjaan untuk bertahan hidup susahnya minta ampun. Akhirnya Ikal pun diterima untk menjadi tukang pos dan Arai memutuskan merantau di Kalimantan
-         Ikal memutuskan untuk kuliah di Ekonomi UI dan setelah lulus, ada lowongan untUk mendapatkan beasiswa S2 ke Eropa dan ia memutuskan untuk mengikutinya
-         Ikal dan Arai dipertemukan saat berusaha mendapatkan beasiswa. Arai yg sebelum nya tanpa kabar, ternyata ia kuliah di Universtias Mulawarman dan mengambil jurusan biologi, dengan lulusan cum laude
-         Ikal dan Arai memutuskan kembali ke kampung halamannya sambil menunggu pengumuman beasiswa tersebut
-         Mereka mendapatkan sebuah suratyang isinya menyatakan bahwa mereka berdua mendapatkan beasiswa ke Eropa, di Universitas yang sama tepatnya di Universitas Sorbonne, Paris, Prancis.




Jumat, 25 November 2016

IKHTISAR


Pengertian Ikhtisar
            ikhtisar adalah suatu bagian dari tulisan yang menyampaikan suatu informasi yang penting dari sebuah tulisan dalam bentuk yang sangat singkat.
            Iktisar adalah sama dengan ringkaan hanya ringkasan harus berurutan sesuai dengan urutan kerangka aslinya sementara ikhtisar tidak perlu berurutan sesuai dengan urutan karangan aslinya, disamping itu iktisar tidak perlu mencakup keseluruhan.
 
           Ikhtiar dibuat untuk membantu pembaca buku memahami buku yang panjang ikhtisar mmbantu pembaca buku untuk membaca hal itu dalam waktu yang singkat dengan cara yang menghemat waktu.

Perbedaan Ikhtisar, Ringkasan, dan Rangkuman :
1. Ringkasan
Bentuk ringkas dari karangan yang masih memperlihatkan sosok dasr dari aslinya. Inti tidak meninggalkan urutan dasar yang melandasinya. Dengan kata lain memangkas hal-hal yang lebih kecil yang meliputi gagasan utama bacaan, kerangka dasar masih tampak jelas.

Ringkasan adalah penyajian karangan atau peristiwa yang panjang dalam bentuk yang singkat dan efektif. Ringkasan adalah sari karangan tanpa hiasan. Ringkasan itu dapat merupakan ringkasan sebuah buku, bab, ataupun artikel. Fungsi sebuah ringkasan adalah memahami atau mengetahui sebuah buku atau karangan. Dengan membuat ringkasan, kita mempelajari cara seseorang menyusun pikirannya dalam gagasan-gagasan yang diatur dari gagasan yang besar menuju gagasan penunjang, melalui ringkasan kita dapat menangkap pokok pikiran dan tujuan penulis.


Ciri-ciri ringkasan:
Inti tidak meninggalkan urutan dasar karangan.
Kerangka dasr masih tampak jelas
Memangkas gagasan utama menjadi lebih ringkas
Tujuannya untuk memangkas gagasan.

2. Rangkuman
Rangkuman Adalah ekstrak dari suatu tulisan, berita atau sesuatu pembahasan, sehingga bisa menyimpulkan dengan singkat suatu tulisan, berita atau pembahasan tersebut.

Rangkuman menurut Djuharni, 2001 Rangkuman merupakan hasil kegiatan merangkum. Rangkuman dapat di artikan sebagai suatu hasil merangkum atau meringkas suatu tulisan atau pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan perbandingan secara proporsional antara bagian yang dirangkum dengan rangkumannya. Rangkuman dapat pula diartikan sebagai hasil merangkai atau menyatukan pokok – pokok penbicaraan atau tulisan yang terpencar dalam bentuk pokok – pokoknya saja.

3. Ikhtisar
Pada dasarnya sama dengan ringkasan dilihat dari tujuannya, keduanya mengambil betuk kecil dari suatu karangan panjang. Perbedaannya ikhtisar tidak mempertahankan urutan gagasan yang membangun karangan itu, terserah pada pembuat ikhtisar. Untuk mengambil inti dia bebas mengambil kata-kata, asal tetap menunjukan inti dari bacaan tersebut.

Ciri- ciri ikhtisar:
Tidak mempertahnkan urutan gagasan
Bebas mengkombinasikan kata-kata asal tidak menyimpang dari inti.
Tujuannya untuk mengambil inti.
Ciri-ciri ikhtisar adalah:
1. Merupakan tulisan baru yang mengandung sebagian gagasan dari teks.
2. Tidak mengandung hal baru, pikiran atau opini penyusn ikhisar, baik yang dimaksudkan secara sadar maupun tidak sadar.
3. Menggunakan kata-kata dari pengusun sendiri.

Sebuah ikhtisar yang baik disusun berdasarkan 7 langkah berikut ini
:
a. Menetapkan tujuan membaca gagasan apa yang saya butuhkan?
b. Membaca dengan cermat apa relevasi gagasan yang saya perlukan itu dalam konteks tulisan saya ini?
c. Mencatat gagasan yang penting dari sudut pandang penyusunan ikhtisar dengan kata-kata sendiri.
d. Menyusun kerangka tulisan.
e. Menulis ikhtisar.
f. Mengecek kembali tulisan asli untuk meyakinkan bentuk semua gagasan yang penting telah terjadi.
g. Mengoreksi kesalahan bahasa dan kesalahan cetak.

Fungsi Ikhtisar :
sebagai garis-garis besar masalah dalam sebuah wacana yang berukuran pendek atau sedang.

Cara membuat ikhtisar:
1. Membaca naskah asli
       Langkah pertama dalam perbuatan ikhtisar adalah membaca naskah asli satu atau dua ali      untuk mengetahui kesan umum dan maksud pedagang serta sudut pandangnya.                                           2. Mencatat gagasan utama
          Setelah penulis menangkap maksud, kesan umum, dan sudut pandang pengarang asli, maka langkah selanjutnya mencatat semua gagasan utama atau gagasan yang penting.
3. Menulis ikhtisar
       Yang menjadi dasar sinopsis itu adalah ringkasan dan abstrak cara membuat sinopsis adalah sebagai berikut:
a. Membaca naskah asli telebih dahulu untuk mengetahui kesan umum penulis
b. Mencatat gagasan utama dengan menggaris bawahi gagasan yang penting.
c. Menulis ringkasan cerdaskan gagasan-gagasan utama sebagaimana dicatat pada langkah kedua, gunakanlah kalimat yang padat, efektif, dan menarik untuk merangkai jalan cerita menjadi sebuah karangan singkat yang menggambarkan karangan asli.
d. Dialog dan monolog tokoh ditulis isi/garis besarnya saja.
e. Sinopsis tidak boleh menyimpang dari jalan cerita dan isi dari keseluruhan karya yang asli.

4.Memotivasi Pembaca
    Dengan membuat ikhtisar penulis dapat mengetahui isi dari sebuah bacaan atau buku. Penulis juga bisa mengembangkan ekspresi mereka dan bisa membedakan gagasan utama dan gagasan-gagasan tambahan. Penulis juga bisa memperpendek uraian-uraian yang panjang lebar.

Contoh Iktisar
            Sekilas 30.000 hingga 50.000 orang berkumpul di kota Hiroshima Jepang untuk mengenang peristiwa jatuhnya bom atom di kota itu pada tanggal 6 Agustus 1945 yang menewaskan 14.000 jiwa. Mereka bersama sama menghentikan cipta selama 60 detik dan melepaskan ratusan burung dara pada upacara peringatan ini. Upacara tersebut akan dilanjutkan pada hari Kamis 19 Agustus 2001 di kota Nagasaki yang 56 tahun yang lalu juga di bom oleh Amerika Serikat sehingga menewaskan sekitar 70.000 orang. Pada keringatan ini perdana mentri Jepang Junichiro Koizumi meminta kepada seluruh dunia untuk menghapus senjata nuklir.


*Thank You